Powered By Blogger

Selasa, 26 Februari 2013

Ajari aku untuk memaafkan

Kisah ini aku copy dari http://kireinahanna99.multiply.com/journal/item/6/Ajari-aku-untuk-memaafkan


Kisah ini pernah ku dengar di radio, pernah ku baca di internet, juga pernah di ceritakan oleh seorang teman, tanpa tahu apa sesungguhnya kisah ini benar ada atau tidak, ah…aku tak pikirkan itu satu yang berusaha kupetik adalah ‘pelajaran tentang memaafkan’ dari kisah ini, lalu saat ini aku coba untuk tuliskan kembali ku persembahkan untuk diriku sendiri, untuk mengingatkanku agar sempit hatiku ini bisa menjadi lapang, agar aku mampu belajar, agar aku mampu bersabar, agar aku mampu mengasihi dengan sempurna, agar aku mampu memaafkan, agar aku mampu berdamai dengan masa laluku dan menyambut masa depanku dengan senyum.
Oak tree selama ini hanya kulihat secara visual, pohon ini banyak tumbuh di negri paman Sam, yang kutahu pohon itu sejenis pohon beringin, ada satu kisah syahdu di balik pohon ini, tentang seorang pria pemabuk, yang tinggal di pinggiran kota dan menikahi seorang wanita cantik dan baik hati, sayangnya kecantikan dan kelembutan sang istri tak mampu merubah perangai buruk pria ini, bahkan dia sering memukul si istri, pulang malam dalam keadaan mabuk, berkata kasar pada istri.
Suatu hari pria ini memutuskan untuk mengadu nasib di kota besar, dia mencuri tabungan istrinya, meninggalkan istri dan anaknya untuk menyongsong dan memulai kehidupan baru di kota besar, dengan harapan yang besar pula dia memulai bisnis baru. Untuk beberapa bulan pertama dia menikmati semua, kehidupan yang glamour, sex, diskotik & judi. Akan tetapi hari berlalu, bulan berganti tahunpun berganti, bisnisnya mulai gagal, banyak kerugian yang dia dapatkan, demi mempertahankan kehidupan mewahnya dia mulai terlibat perbuatan kriminal, menipu, memalsukan cek hingga akhirnya perbuatan buruknya menghantarkannya ke penjara, pengadilan menjatuhkan hukuman selama tiga tahun.
Kehidupannya di penjara membuatnya mengingat kembali anak dan istrinya, dia mulai merindukan mereka, lalu dia menulis surat untuk keluarganya, menceritakan betapa menyesalnya dia dan mengatakan kerinduannya untuk kembali kepada anak dan istrinya. Dia sangat berharap agar dia masih di beri kesempatan untuk kembali namun dia juga mengerti akan kesalahannya dan mungkin sekarang sudah sangat terlambat. Karna itu di dalam suratnya dia menuliskan “sayang, kau tak perlu menunggu atau menjemputku, jika kau masih mau menerimaku, maukah kau nyatakan, ikatkan sehelai pita kuning pada satu-satunya pohon (oak tree) tua yang ada di tengah kota, apabila aku lewat dan tidak menemukan pita kuning itu tidak apa-apa aku akan mengerti dan tidak akan turun dari bis, aku akan tetap mengasihimu dari jauh saja, dan berjanji tidak akan mengganggumu lagi”
 
Hari berlalu, pria itu tak pernah menerima surat balasan dari istrinya, dia juga tak tahu apakah istrinya menerima suratnya atau tidak, bahkan jika istrinya membacanyapun apakah istrinya mau mengampuninya,dia tidak pernah tahu… hatinya sangat resah hingga masa pelepasanpun tiba. Hari itu dia menaiki bis yang melewati kotanya dan akan melintasi satu-satunya Oak tua yang ada di tengah kota itu. Dia sangat gugup dan menceritakan apa yang terjadi pada penumpang bis, merekapun meminta supir bis untuk berjalan pelan-pelan jika melewati pusatkota tersebut, seluruh penumpang bispun ingin tahu apa yang akan terjadi. Jantungnya berdebar-debar, keringat dingin mengucur deras,  ketika mendekati pusat kota, tak kuasa dia mengangkat mukanya tak berani dia melihat ke arah oak tua tersebut, hingga supir bus berteriak dan mengatakan padanya…Lihat!! Pria itu mengangkat mukanya dan melihat ke arah pohon tua itu, air matanya menetes, dia tidak melihat sehelai pita kuning….ya tidak ada satu helai pita kuning di ranting pohon itu tapi ada beratus-ratus pita kuning, seluruh ranting di pohon itu di penuhi oleh pita kuning….seluruh pohon itu penuh dengan pita kuning…!!!
….hanya cinta yang dalam yang mampu mengalahkan semua ego…,Ya Allah jika usiaku ini masih panjang maka berikanlah kekuatan bagi raga maupun jiwaku, ajari aku dan beri aku kekuatan untuk mampu memaafkan bahkan jika tak diminta sekalipun.

Tidak ada komentar: